Senin, 07 Desember 2015

Cerita band legendaris Nirvana dari Amerika serikat dari awal sampai akhir,..

Nirvana adalah nama sebuah grup band dari Kota Aberdeen, Washington, Amerika Serikat, kemudian akhirnya mereka mendapatkan kesuksesan di Kota Seattle, Amerika Serikat, yang terkenal dengan aliran musik grunge, atau yang dikenal juga dengan Seattle Sound. Band ini memiliki banyak pengikut atau fans setia di Indonesia, terutama dalam komunitas musik underground. Nirvana mulai digemari, dan dikenal oleh dunia sejak dirilisnya album mereka yang berjudul Nevermind, dengan single yang dijagokan yaitu Smells Like Teen Spirit, single ini membuat mereka mendapatkan trofi The Best Alternative/Rock Band dan sempat menduduki tangga nada pertama di Billboard Amerika. Nirvana terdiri dari Krist Novoselic, Kurt Cobain, dan Dave Grohl . Band ini bubar setelah Kurt Cobain bunuh diri akibat overdosis sesudah menghisap kokain di tempat tinggalnya pada tahun 1994. Grup ini dibentuk di Washington, Amerika Serikat, pada 1987. Semua lagu - lagu Nirvana diliris oleh sang vokalis Kurt Cobain dan Krist Novoselic yang mengisi bass Dave Grohl, grup ini melepas album pertama mereka tahun 1989 di bawah sebuah label indie. Tahun 1991, Nirvana menandatangani kontrak dengan major label DGC dan melepas album kedua mereka NEVERMIND. DGC memperkirakan bisa menjual album itu sekurang-kurangnya 250 ribu kopi saja. Namun yang terjadi malah sebaliknya. Kesuksesan Smells Like Teen Spirit mendongkrak angka penjualan sampai 400 ribu kopi hanya dalam 1 minggu. Berusaha mengulang sukses album pertama, album kedua bertajuk IN UTERO pun dirilis 2 tahun kemudian. Sayangnya pamor album ke 2 ini tak secemerlang yang pertama. 8 April 1994 adalah akhir dari sejarah Nirvana saat sang motor Kurt Cobain ditemukan meninggal di rumahnya di Seattle Washington. Beberapa album kompilasi mereka masih sempat dirilis beberapa tahun kemudian. Diperkirakan Nirvana telah menjual sekurang-kurangnya 50 juta kopi album mereka di seluruh dunia.

Senin, 30 November 2015

Tak ada kata perpisahan dalam konser Judas Priest

Perpisahan tak selamanya harus ditanggapi dengan kesedihan dan air mata. Itu pula yang terjadi dalam konser band legendaris Judas Priest. Mereka malah tak mengucap kata selama tinggal sedikit pun. Epitaph World Tour‘ adalah konser tur terakhir mereka sebelum memutuskan untuk bubar. Karenanya band asal Birmingham itu total menghibur pecintanya dengan penuh suka cita. Setelah band Lamb of God membuka konser yang dipromotori Lamc Production, giliran sang band pamungkas tampil. Panggung pun ditutup kain hitam dengan logo ‘Epitaph’. Para kru terlihat sibuk menyiapkan alat tempur Judas Priest. Tepat pukul 20.54 waktu Singapura, mereka pun memutar lagu intro. Layar digeser dan para punggawa Judas Priest langsung memainkan lagu-lagu mautnya. Backdrop panggung disusun dengan rantai-rantai dan sebuah giant screen yang menampilkan video-video spesial dari mereka. Tiap memainkan sebuah lagu, sampul album dari lagu tersebut dipajang di sana. Jangan lihat usia mereka, Judas Priest sendiri kini sudah berusia 43 tahun. Tapi aksi mereka perlu diacungi jempol. Judas Priest berlaga bak band kemarin sore yang total menunjukkan kebolehan mereka untuk mencuri hati penonton. Tapi tentu saja dengan kecanggihan musikalitas yang jauh lebih tinggi. Sekitaran 4.500 penonton terpana dengan aksi mereka. Para personelnya yaitu Rob Halford (vokal), Glenn Tipton (gitar), Richie Faulkner (gitar), Ian Hill (bass) dan Scott Travis (drum) tampak berpakaian necis. Jaket dan celana kulit juga sepatu new rock. Sungguh rocker klasik sejati. Beberapa lagu yang tak lewat mereka bawakan yaitu ‘In the Highway’, ‘Judas Priest’ juga ‘Never Satisfied’ mengisi songlist mereka. Terutama ketika Judas Priest melantunkan lagu ‘Paintkiller’ serta ‘Bloody Red Sky’ semua penonton menganggukkan kepala. Salam metal di udara pun mereka lemparkan setiap saat. “Band kami berawal dari classic heavy metal. Kami memang mencoba beberapa inovasi dalam musik kami, tapi kami tetap band classic heavy metal,” ujar Rob yang langsung membawakan salah satu single lawas mereka. Para personel Judas Priest juga sempat melakukan aksi solonya. Penonton lagi-lagi terpesona dibuatnya. Menjelang encore Rob juga berujar kalau ini adalah tur terakhir Judas Priest, tapi ia tak mengucapkan perpisahan. Mereka seperti ingin membuat momen perpisahan tetap ceria. Akhirnya pukul 23.30 waktu Singapura, konser ditutup lagu ‘Living After Midnight’. Penonton seolah tak mau beranjak dari Fort Canning Park, Singapura. Goodbye Judas Priest!

Minggu, 29 November 2015

Megadeth vs Metallica -mana yang paling cadas?!!!!!!

Lupakan perseteruan panjang Dave Mustaine--vokalis dan gitaris Megadeth, dengan bekas bandnya, Metallica, selama tiga dekade. Dave dan beberapa sejawat lama di Metallica telah mulai mengubur `kapak peperangan` mereka sejak 2010. Ketika itu mereka sepanggung dalam konser The Big Four (Anthrax, Megadeth, Metallica, dan Slayer) di Sofia, Bulgaria membawakan lagu Am I Evil? milik Diamond Head, band idola mereka. Dalam konser ulang tahun Metallica yang ke-30 di San Francisco, Amerika Serikat pada 2011, Dave yang mewakili Megadeth dan para personel Metallica `secara resmi` menguatkan pertemanan mereka. Saat itu Dave ikut tampil sepanggung dengan Metallica membawakan lima lagu dari album debut Metallica, Kill `Em All, Dave pun sempat menulis sebagian lagu-lagunya. Dave Mustaine yang juga personil awal Metallica, didepak dari band pengusung heavy metal dan thrash metal itu pada 1983. Ini gara-gara ketergantungan Dave terhadap obat-obatan dan alkohol yang sudah parah. Selain itu, Dave kurang klop dengan dua dedengkot utama Metallica, James Hetfield dan Lars Ulrich. Posisi Dave kemudian digantikan oleh Kirk Hammett. Sedangkan Dave membentuk band sendiri bernama Megadeth pada 1983, yang juga tergolong sukses. Hanya saja, konflik antara Dave dengan Metallica sempat menjadi salah satu perselisihan terkenal dalam kancah musik metal selama hampir tiga dekade, sejak 1980-an hingga 2000-an. Dave Mustaine memang telah menyudahi perseteruan dengan bekas bandnya, Metallica. Tapi di tingkat penggemar, belum tentu... Berikut gambaran singkat dua band tersebut, seperti belum lama ini dihimpun Liputan6.com: Metallica Metallica didirikan pertama kali di Los Angeles, Amerika Serikat dengan nama The Young of Metal Attack. Beberapa bulan kemudian grup ini berganti nama dengan Metallica yang konon merupakan gabungan kata Metal dan Vodca. Nama Metallica sendiri sebenarnya adalah nama yang diusulkan untuk sebuah majalah musik yang dicuri oleh Lars Ulrich sebelum majalah tersebut mendapat nama tersebut. Formasi pertama Metallica adalah Lars Ulrich (drum), James Hetfield (vokal dan gitar), Lloyd Grant (gitar) dan Ron Mc Govney (bass). Formasi inilah yang kemudian melahirkan lagu pertama berjudul Hit The Light, yang kemudian masuk album kompilasi rock Metal Massacre pada 1981. Setelah Metal Massacre beredar, Grant dan Ron mengundurkan diri. Posisi Grant digantikan oleh Dave Mustaine dan posisi Ron diisi Cliff Burton. Formasi ini kemudian pada Juli 1982 mengeluarkan demo-album No Life Till Leather. Demo inilah yang kemudian mengantarkan Metallica mendapatkan agen dan kemudian hijrah ke New York. Pada 1983, Metallica berencana akan melakukan tur pendek ke beberapa kota. Sayang James Hetfield dan Dave Mustaine malah terlibat perseteruan, hingga akhirnya Dave keluar dan kemudian mendirikan Megadeth. Posisi Mustaine digantikan oleh Kirk Hammett, gitaris dari grup Exodus. Formasi ketiga inilah yang kemudian mengeluarkan album Kill `Em All pada Mei 1983. Metallica termasuk band heavy metal dan thrash metal paling berpengaruh dan sukses secara komersial dalam catatan sejarah. Hingga saat ini album Metallica telah terjual 110 juta kopi di seluruh dunia dan konser-konser yang digelar Metallica pun sukses memukau jutaan penggemar mereka di seluruh dunia. Metallica telah mencetak hampir selusin album multi-platinum, termasuk album Black yang merupakan album terlaris sepanjang era sejarah SoundScan, terjual hampir 16 juta kopi di Amerika Serikat dan 30 juta kopi di seluruh dunia. Sementara pada Oktober 2008, album terakhir mereka Death Magnetic menjadi nomor satu di Billboard Top 200 Album Chart. Megadeth Megadeth adalah band pengusung thrash metal, heavy metal, hard rock, speed metal dari Los Angeles, California, Amerika Serikat, yang dibentuk oleh Dave Mustaine dan David Ellefson pada 1983. Hingga kini Megadeth telah merilis 13 album studio, 4 album live, 9 album video, 2 EP, 34 single, 32 video musik, dan 5 album kompilasi. Sejak terbentuk pada 1983, setidaknya Megadeth sudah belasan kali gonta-ganti personel. Formasi terakhir adalah Dave Mustaine (vokal dan gitar), Chris Broderick (gitar), David Ellefson (bass), dan Shawn Drover (drums). Megadeth sempat bubar pada 2002 karena Dave Mustaine mengalami cedera otot. Namun mereka kembali bersatu lagi pada 2004. Sebagai salah satu pelopor thrash metal Amerika, Megadeth menjulang tenar pada 1980-an, tapi Megadeth mengalami banyak perubahan line-up. Megadeth dikenal dengan gaya instrumental khas, seringkali padat, bagian-bagian yang rumit dan trade off guitar solo. Dave Mustaine juga terkenal dengan gaya vokal `menggeram`. Megadeth memiliki maskot yang selalu tampil dalam berbagai album mereka. Nama maskot Megadeth adalah Vic Rattlehead. Tampil dengan sosok manusia kera yang memakai daster, merokok, dan memakai headset. Dan, secara umum lirik lagu Megadeth bertemakan tentang politik, perang, kecanduan, hubungan pribadi, dan gaib. Megadeth merupakan salah satu dari The Big 4 bersama Anthrax, Megadeth, Metallica, dan Slayer. Namun ada pula yang berpendapat bukan lagi The Big 4, melainkan menjadi The Big 5, yakni Megadeth, Slayer, Exodus, Pantera, dan Metallica. Band-band cadas itulah yang bertanggung jawab membuat, mengembangkan dan mempopulerkan genre thrash metal di seluruh dunia. Adapun bagi para metalhead atau pencinta musik cadas di Indonesia, faktanya kedua band legendaris tersebut sama-sama pernah menggelar konser di Indonesia. Metallica akan menggelar konser yang kedua pada 25 Agustus mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Sedangkan konser perdana mereka selama dua hari di Jakarta pada April 1993, diwarnai kerusuhan. Sementara, Megadeth telah dua kali menggelar konser di Indonesia. Pertama pada 31 juli 2001 di Stadion Teladan, Kota Medan, Sumatra Utara, sedangkan penampilan kedua di Tennis Outdoor Senayan, Jakarta, 25 Oktober 2007. Sulit memang menentukan band yang paling cadas dan garang di antara Metallica dan Megadeth. Selain sama-sama masuk The Big 4, kedua band cadas ini masing-masing mempunyai para penggemar yang terkenal fanatik. Namun menurut Anda manakah yang paling cadas?

Kamis, 26 November 2015

Mr.Big kembali utuh setelah 14 tahun

YA, tahun ini mungkin akan menjadi tahun kelahiran kembali Mr. Big. Setelah terakhir kali merilis album Actual Size, di tahun 2001, tahun ini kelompok musik pengusung hard rock/heavy metal asal Los Angeles, Amerika Serikat (AS) ini kembali mengeluarkan album baru berjudul What If. Yang menarik, di album ni, Mr. Birg kembali tampil dengan anggota asli mereka: Eric Martin (vokal), Paul Gilbert (gitar), Billy Sheehan (bass), dan Pat Torpey (drum). Seperti diketahui, terakhir kali, formasi ini merilis album bertitle Hey Man, pada tahun 1996 atau 14 tahun yang lalu. Gilbert dan Sheehan memang sempat hengkang dari Mr. Big. Gilbert cabut pada tahun 1997 dan sempat digantikan Richie Kotzen. Bersama Kotzen, Mr. Big merilis dua album: Get Over It (2000) dan Actual Size, sebelum Sheehan didepak lantaran dianggap terlalu mementingkan proyek solonya, antara lain bersama gitaris Steve Vai. Sheehan juga sempat membentuk grup jazz fusion bernama Niacin. Hebatnya, setelah 14 tahun, Mr. Big nyaris tak berubah. Lagu-lagu di album baru ini pasti akan mengingatkan kita lagu-lagu di album-album lawas mereka. Sebut saja lagu "Undertow" dan "Still Ain't Enough for Me", yang sejenis dengan lagu "Daddy, Brother, Lover, Little Boy"di album kedua mereka, Lean Into It. Sedangkan "Stranger in My Life" seperti mewakili lagu-lagu manis khas Mr. Big, semodel "Anyhthing For You", "Promise Her the Moon", atau "The Chain" di album-album lama mereka. Mr. Big memang tetap big. Kekuatan skill masing-masing personel, mampu menyatu, menyuguhkan komposisi-komposisi yang tak hanya enak di telinga, melainkan juga mumpuni dari sisi musikalitas. Kemampuan bermusik Eric Martin dan kawan-kawan memang tak perlu diragukan lagi. Sheehan, misalnya, berkali-kali dinobatkan sebagai Pemain Bass Terbaik oleh berbagai majalah atau institusi musik sedunia. Sementara Gilbert, bahkan sempat disebut-sebut sebagai gitaris terbaik di era 1990-an. Torpey? Dia bahkan dikontrak secara khusus oleh produsen drum, Tama, untuk menggelar sejumlah choacing clinic. Sementara Eric Martin, dengan vokalnya kerap mampu membius siapa pun yang mendengarnya, terutama kaum hawa. Mr. Big sendiri, sebenarnya telah menyatakan resmi bubar pada tahun 2002, setelah menggelar konser perpisahan. Namun, secara mengejutkan, pada tahun 2009, mereka menggelar tur di Jepang, termasuk di Indonesia, dengan formasi awal. Rupanya, inilah cikal-bakal kembali Mr. Big ke pentas musik dunia. Mr. Big sendiri pertama kali dibentuk sekitar tahun 1988. Ketika itu, Sheehan baru saja meninggalkan David Lee Roth Band, dan mengajak Eric Martin membentuk sebuah grup. Mereka kemudian menggamit Gilbert, yang saat itu sudah melambung bersama Racer X. Torpey, yang sebelumnya dikenal sebagai drummer yang kerap membantu musisi-musisi top, kemudian datang melengkapi formasi. Album pertama mereka, dengan Mr. Big memang tak terlalu membuat heboh, meski lagu "Anyhthing for You" sempat mendapat tanggapan cukup positif di kalangan penggemar. Nama Mr. Big baru benar-benar menjulang saat merilis album kedua, Lean Into It pada tahun 1991. Lagu-lagu di album tersebut, seperti "To be With You", "Green-Tinted Sixties Mind", "Just Take My Heart",ataupun "Alive and Kickin'" sempat merajai berbagai tangga musik di AS. Nama Mr. Big makin diperhitungkan usai mengeluarkan album ketiga, Bump Ahead di tahun 1993 dengan lagu andalan "Wild World", yang merupakan karya asli penyanyi religius, Cat Stevens yang kemudian berganti nama Yusuf Islam. Sayang, setelah mengeluarkan album Hey Man, mereka sempat tenggelam. Kehadiran Kotzen ternyata tak mampu menarik simpati penggemar Mr. Big yang sudah tergila-gila dengan gaya gitaran Gilbert. Dan, album terbaru mereka ini bisa jadi pembuktian bagi Mr. Big, bahwa mereka memang benar-benar telah kembali. Salam Big Diskografi Mr. Big * Mr. Big (1989) * Lean Into It (1991) * Bump Ahead (1993) * Hey Man (1996) * Get Over It (2000) * Actual Size (2001) * What If... (2011) Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/edukrisna/mr-big-kembali-utuh-setelah-14-tahun_55007935a33311537351114b

Megadeth album terbaru

Megadeth dikabarkan telah merekrut drummer Chris Adler (Lamb of God) dan gitaris Brasil Kiko Loureiro (Angra) untuk bermain di album baru Megadeth. Jika benar, keterlibatan Adler dengan Megadeth tampaknya hanya terbatas pada pekerjaan studio saja, ia tak akan ikut bergabung dengan tur Megadeth untuk mempromosikan album yang dijadwalkan akan direkam mulai 17 Maret di Nashville, Tennessee. Megadeth masih menyelesaikan lineup rekaman untuk album baru pekan lalu. Sang motor, Dave Mustaine, mencuit di twitter pada 10 Maret, "Senang bisa meng-audisi salah satu pilihan terakhir saya untuk gitaris baru hari ini." Band ini belum secara resmi mengumumkan pengganti drummer Shawn Drover dan gitaris Chris Broderick, yang keluar dari grup tahun lalu. Ketika ditanya apakah ada berita tentang siapa yang akan menjadi drummer dan gitaris baru Megadeth, bassis David Ellefson mengatakan, "Ada beberapa perkembangan, Kami sudah menghabiskan beberapa bulan terakhir, sejak akhir November, memilih-milih. Kami harus membuat album yang besar, seperti biasa... Lagu-lagu (di album itu) selalu menentukan siapa yang akan berada di band, dari hari pertama (rekaman). Dan tidak ada yang berubah dengan (kebiasaan) itu. Untuk kembali dan mengejar kejayaan masa lalu seperti menggali tambang emas kosong." Mustaine dan keluarganya pindah ke Tennessee pada bulan Oktober setelah tinggal di Fallbrook, California selama beberapa tahun. Spekulasi telah tersebar luas selama tiga bulan terakhir, apakah penggemar bisa mengharapkan reuni klasik Megadeth 1980-an dan awal 1990-an dengan formasi Nick Menza pada drum dan Marty Friedman pada gitar. Menza dan Friedman, dalam wawancara baru-baru ini dan posting online, mengatakan mereka tidak menentang ide untuk bergabung kembali Megadeth. Menza mengatakan, "Aku terbuka untuk apa pun yang mungkin bisa terjadi. Itu terserah Dave (Mustaine)." Sementara Friedman, yang ikut ambil bagian di album "Rust In Peace", mengatakan pada Januari, "Tidak akan menolak kemungkinan untuk kembali ke Megadeth sebagai pengganti Broderick." Tetapi ia juga memperingatkan para penggemar bahwa harapan mereka itu (Friedman kembali ke Megadeth) mungkin tidak akan terwujud. Hanya beberapa jam setelah Drover mengumumkan keluar dari Megadeth pada 25 November 2014 untuk mengejar arah musiknya sendiri, Broderick mengungkapkan keputusan yang sama untuk hengkang dari grup metal legendaris itu, dengan alasan perbedaan artistik dan selera musik. Broderick bergabung Megadeth pada akhir tahun 2007 sebagai pengganti Glen Drover, yang meninggalkan grup untuk fokus pada keluarga. Shawn bergabung Megadeth pada tahun 2004 sebagai pengganti Menza, yang baru saja bergabung dengan Megadeth. Drover ikut berperan dalam empat album studio Megadeth: studio records: "United Abominations", "Endgame", "TH1RT3EN" dan "Super Collider". (blabbermouth)

Kamis, 24 September 2015

Metallica news Freeze em all live in Antartica

WowKeren.com - Grup band Metallica sukses menggelar konser di benua Antartika, Minggu, 8 Desember. Pertunjukan musik berdurasi 1 jam ini digelar di sebuah kubah yang diproteksi sedemikian rupa dan dihadiri 120 ilmuwan dan para pemenang kontes yang beruntung. Dilansir Billboard, Metallica pun menjadi band besar pertama yang mengadakan pertunjukan musik di Antartika. Selama 1 jam, Metallica membawakan total 10 lagu hits mereka seperti "Creeping Death", "For Whom the Bell Tolls", "Sad but True", "Nothing Else Matters". Mengingat cuaca dingin yang cukup ekstrim di sana dan lingkungan yang rapuh, konser digelar tanpa menggunakan amplifier, tapi disambungkan langsung ke penonton via headphone. Para personil pun tampak mengenakan jaket tebat, tutup kepala dan kacamata hitam. Tahun 2006, Fall Out Boy sempat berencana tampil serupa di Antartika. Namun keinginan mereka itu harus dibatalkan karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat. (wk/dn)